Dilarang mempublikasikan ulang konten artikel dalam blog ini tanpa izin dan penulis

Pengalaman Pesan Go-Jek Go-ride dari Bantul Jogja


Go-Jek terus berbenah. Walaupun sempat mengalami penolakan diberbagai kota di Indonesia, go-jek tetap berusaha mewujudkan mimpi nya sebagai penyedia layanan transportasi ojek yang aman dan nyaman bagi penggunanya.

Saya tidak akan bicara tentang penolakan yang terjadi pada perusahaan ini, namun saya akan sedikit mengupas tentang aplikasi Go-Jek yang ada di Playstore.

Beberapa hari yang lalu, saya diberikan kesempatan buat nyoba layanan go-jek ini. Dari RS PKU Muhammadiyah Bantul sampai Stasiun Yogjakarta dengan biaya sekitar 25rb. Lumayanlah

Awal saya memesan jasa layanan ini adalah dengan melihat peta di sekitar RS PKU Muhammadiyah Bantul yang ternyata tidak ada Go-Jek yang sedang mangkal. Agak ragu jadinya, tapi tetap saya coba untuk memesan Go-Jek.

Selang beberapa saat, pesanan saya dijawab oleh salah satu gojek. Mas Go-Jek mengirimkan SMS ke Handphone saya. Tak berapa lama Go-Jek pun sampai ditempat saya. Uniknya, kita bisa tahu posisi Go-Jek nya sudah sampai mana. Ini memudahkan kita siap siap

Peralatan wajib bagi Go-Jek : Hape Android, Jaket Go-Jek dan Helm Go-Jek. Helm Go-Jek ini bukan untuk dipakai Go-Jek nya sendiri, tp dipakai oleh penumpangnya. Bentuknya non-fullface memang bikin debu masih bisa masuk ke dalam hidung atau mulut. Go-Jek nya menawarkan masker, cuma karena saya sudah pakai masker, jd terpaksa ditolak.

Dan Perjalanan pun dimulai, begitu pula obrolan kami seputar Layanan Go-Jek di Yogyakarta ini. Mas nya bilang sering ada kress antara Ojek-Online dengan Ojek Pangkalan, terutama di area area penurunan penumpang, di terminal atau di stasiun.

Ada juga insiden penyitaan Helm Go-Jek oleh para Ojek Pangkalan apabila mereka menurunkan atau menjemput penumpang di area Terminal atau Stasiun.

Dan anehny, Helm Go-Jek tersebut bisa ditebus lho dengan uang 50ribu. Pikir saya kok ojek pangkalan seperti itu ya, maksud saya sejak kapan Ojek Pangkalan jadi melakukan tindakan premanisme, apalagi di wilayah Yogyakarta yang terkenal akan adat jawa nya yang kental.

Saya orang luar layanan ini dan saya juga ngga tahu MOU Go-Jek dengan para Ojek Pangkalan, tapi paling engga kan harusnya mereka saling menghormati.

Kalau mainnya seperti preman, mana mau penumpang pakai jasa Ojek Pangkalan. Rada Ngeri nggak sih? Jasa Ojek Pangkalan.

Hadirnya teknologi seharusnya disambut baik, bukan malah ditolak dengan alasan mengurangi penghasilan. Coba bayangin kalau Ojek Pangkalan semua bertransformasi menjadi Ojek Online, ada operator khusus Ojek Online di tiap pangkalan ojek, kan jadi akur, pendapatan juga ngga lari kemana mana kan.

Nah, akhirnya perbincangan panjang kami berakhir di pasar kembang. Saya terpaksa diturunkan lebih jauh dari pintu masuk stasiun Yogyakarta karena alasan klasik tadi. Meskipun terpaksa berjalan cukup melelahkan, tapi saya cukup puas dengan pelayanan Go-Jek Yogjakarta. Istri juga kadang pesan makanan via Go-Food karena di Yogjakarta tidak ada kendaraan. Saya akui Go-Jek mengubah cara pandang saya tentang tukang ojek.


0 Response to "Pengalaman Pesan Go-Jek Go-ride dari Bantul Jogja"

Post a Comment